Pages

Sabtu, 30 April 2011

Hans Christian Andersen, Penulis Dongeng Abadi

Hans Christian Andersen adalah salah satu dari sekian banyak pengarang cerita anak-anak yang masih sering dibicarakan hingga hari ini. Berbagai karangannya sudah bisa dinikmati dalam banyak versi, mulai dari film, kartun, maupun drama panggung. Beberapa kisah Andersen yang tidak asing di telinga kita yakni Thumbelina, Putri Duyung, Gadis Penjual Korek Api, hingga Si Itik Buruk Rupa. Bila ditanya siapa pengarang favorit saya waktu kecil, jawabannya mudah: Hans Christian Andersen. Saya membaca dongeng-dongengnya ketika saya baru masuk SD, bahkan bisa dibilang saya mengoleksi semua buku dongengnya yang diterbitkan Gramedia. Sayang, buku-buku itu sudah rusak karena banjir di rumah saya beberapa tahun yang lalu.


Saya begitu menyukai dongeng-dongengnya karena mereka sangat berbeda dari dongeng-dongeng pada umumnya, yang biasanya berkisah tentang tokoh-tokoh cantik, atau yang hidupnya berakhir bahagia. Cerita-cerita yang ditulis Hans Christian Andersen malah sebaliknya, bernuansa gelap, kelam, magis. Kisah Gadis Penjual Korek Api adalah kisah favorit saya hingga kini.


Kisah-kisah kelam yang dituangkan Andersen sedikit banyak diimbaskan dari masa kecilnya yang menyedihkan. Dibesarkan dari keluarga miskin, sejak belia Andersen diharuskan untuk menjadi buruh kasar untuk menambah penghasilan keluarga. Bahkan, dari kecil hingga dewasa, Andersen tidak pernah memiliki rumah - sepanjang hidupnya, ia hidup di rumah para tokoh masyarakat yang kaya raya, atau tinggal di kamar sewaan dengan perabot minim. Sejak dirinya menjadi penulis, banyak pengagum karyanya yang memperbolehkan Andersen tinggal beberapa lama di rumahnya.


Karena bekerja itulah, Andersen tidak mendapat pendidikan yang seharusnya. Dari hasil keberuntungan dia seuatu ketika bertemu dengan Raja Denmark Frederik VI yang tertarik dengan penampilannya dan lalu membiayai dia sekolah bahasa. Dia terlambat beberapa tahun sebelum akhirnya mulai bersekolah, dan ini membuat dirinya rendah diri di antara anak-anak yang jauh lebih muda darinya, belum lagi penyakit disleksia yang dia idap membuatnya jadi korban olok-olok. Menurutnya, kurun waktu sekolah adalah masa-masa paling kelam dan menyakitkan dalam hidupnya. Setelah beberapa tahun, akhirnya Andersen lulus dari sekolah bahasa. Dia lantas melanjutkan studinya di Universitas Kopenhagen, dengan dibiayai oleh seorang pemilik teater bernama Jonas Collin. Di tahun-tahun kuliahnya ini, dia mulai menulis beberapa cerita dan puisi. Andersen juga menulis drama musik anak-anak yang lantas dipentaskan di teater milik Jonas Collin.


Sampai di akhir hidupnya, Andersen tidak pernah menikah. Mirip seperti kisah Putri Duyung yang ditulisnya, dia sempat jatuh cinta pada seorang gadis namun bertepuk sebelah tangan. Dia meninggal tahun 1874 setelah digerogoti berbagai penyakit selama sekian tahun.


Every man’s life is a fairy tale, written by God’s fingers, begitulah kutipan perkataannya yang terkenal hingga saat ini. Dengan menulis, dia bisa menciptakan suatu kehidupan baru, yang dia tulis sedemikian rupa hingga menjadi indah. Dia bisa menuangkan luapan kepahitan dan kesedihannya. Karya-karyanya yang sarat akan kenyataan hidup dan tidak mengumbar "keindahan palsu" mencerminkan ketulusan perasaannya. Dan hal  inilah yang meninggalkan bekas di hati para pembacanya, memberikan makna pada kehidupan banyak orang di dunia. Kisah-kisahnya tak pernah lekang oleh waktu. 

Senin, 25 April 2011

I love Monday!

Senin memang bukan hari yang menyenangkan.. Apalagi kalau habis libur.

Dimulai dengan pelajaran Mandarin. Kami diminta untuk membaca dan mempelajari kalimat yang ada dari pelajaran 1 sampai 7 untuk tes membaca. Nilai saya tidak bagus, awalnya 96 lalu 100 dan terus merosot.. Dan berhenti di angka 68 di pelajaran 7.

Lalu dikte untuk kosakata di pelajaran 6 sampai 7, dan nilai saya juga tidak semakin bagus. Malah tambah jelek.
Ditegur deh akhirnya..

Setelah break, kita disuruh bikin pertanyaan dari cerita yang ada di masing-masing bab. Sulit muter otak untuk nyari pertanyaan yang masuk akal tapi juga ga terlalu mudah (tapi masih sesuai sama kemampuan si pembuat soal yaitu saya). Pertanyaan yang bagus bakal jadi bahan ujian.

Jonathan, Yoseph sama Ms.Insea pergi buat nyerahin LKTI ke Unud, jadi kita dikasi tugas latihan soal.
Good luck ya yang ikut lomba!

Akhirnya kami pulang..
And anyway, happy birthday, Papa.

Liburan hari keempat sekaligus terakhir (Minggu, 24 April 2011)

Akhirnya hari yang sangat tidak saya harapkan datang juga.. Libur hari terakhir. Hari ini kami sekeluarga berencana untuk pergi ke Panti Asuhan karena besok, 25 April, Papa saya ulang tahun. Jadi Papa saya ingin membagikan nasi kuning untuk anak-anak di Panti Asuhan.

Setelah mandi, siap-siap, makan sampai kenyang, kita berangkat ke Panti Asuhan di Renon. Di jalan ketemu Lala tapi dia ga nyadar. Sehabisnya dari Panti Asuhan, kami pergi ke rumah Om saya di Ketewel. Sepulangnya, saya bener-bener ngantuk jadi saya tidur sampai sore.

Bukan hari yang betul-betul berkesan sebenarnya.

Liburan hari ketiga (Sabtu, 23 April 2011)

Hari ini saya ada club Toastmaster, jadi saya bangun agak pagi. Sebelumnya saya sms Permata buat ngasitau kalau hari ini ga bisa les. Untung di Kamis dan Jumat saya juga sudah ngelesin, jadi ga merasa bersalah banget, hihihi. Dan untungnya lagi dia juga ga bisa hari ini, so it wasn't a big deal.

Apa itu Toastmasters? Well, singkatnya, Toastmasters adalah conversation club di mana di sini, kita diwajibkan untung mengemukakan pendapat kita masing-masing melalui pidato singkat. Ada dua macam pidato yang bisa disampaikan, Table Topic (cuma 2-3 menit) dan Speech (5-7 menit). Ada beberapa kriteria, dan saya akan menjelaskan lebih lanjut mengenai Toastmasters ini nanti. Intinya, setiap orang yang hadir WAJIB berbicara di depan, dalam bahasa Inggris, baik secara impromptu maupun sesuai subjek yang ditentukan/dibuat sendiri, dihitung waktunya, lalu dinilai oleh evaluator yang ada.

Saya sudah mengikuti Toastmasters ini sejak sebulan yang lalu. Dan ternyata, jengjengjeng.. Saya adalah anggota termuda di sini.

Hari ini saya mengemukakan pendapat saya mengenai buku yang saya baca beberapa waktu yang lalu, To Kill A Mockingbird--yang sudah saya tulis reviewnya di sini. Saya lalu dievaluasi oleh evaluator yang ada, namanya Kak Budi, dan menurut beliau, saya harus mengurangi kebiasaan saya mengulangi kalimat yang sudah disebutkan dan membuat awkward pauses atau jeda yang tidak perlu seperti eee, ehmm, atau hmm.

Sepulangnya dari club, saya dijemput lalu kami jalan-jalan lagi ke seputaran Sanur, sampai mendekati jam makan malam. Kami dan keluarga teman Papa saya lalu makan ramen di Sanur. Ramennya MAHAL.. Dan semua ga cocok sama rasanya. Tapi menurut saya enak, tapi itu sih selera masing-masing sih ya..

Libur hari kedua (Jumat, 22 April 2011)

Hari ini tidak banyak melakukan apa-apa. Saya diperbolehkan bangun agak siang. Karena papa ada di rumah, adik-adik minta diantar jalan-jalan. Akhirnya kita jalan-jalan ngalor ngidul, yang penting jalan-jalan, karena saya dan adik sangat senang di mobil. Walaupun tidak turun. Adem soalnya, heheheh.

Akhirnya saya membeli dvd di Sakura, di depannya Ramayana. Saya ditinggal karena si kembar takut kebosanan kalau menunggu di mobil. Setelah beberapa lama, saya selesai berbelanja, lalu menelpon Papa saya untuk minta dijemput. Lalu kami beli jus, beli cemilan, muter-muter lagi, lalu makan siang di seputaran Gianyar.

Malamnya kami jalan-jalan lagi karena Papa saya mau ambil barang di kantor. Saya saat itu belum mandi karena saya pikir toh ga bakal jalan-jalan jauh, eh ternyata saya harus turun di Circle K buat beli minuman, jadilah saya turun pake kaos dan celana panjang (yang kayak piama) dan wajah belum mandi. Untung saya masih wangi, hehehehe.

Speedy, the speed you CAN (NOT) trust!

Selama 3 hari ini saya sama sekali tidak menyalakan internet, bahkan untuk membuka Facebook/Twitter saja tidak. Kenapa? Karena speedy saya BERMASALAH.

Sebenarnya sudah ada masalah dari awal bulan, tapi saya kira itu karena belum bayar jadi melambat sedikit. Ga bisa buka youtube dan semacamnya yang sizenya berat. Tapi beberapa hari setelah bayar tagihan.. KOK GA BENER-BENER JUGA YAH?

Puncaknya hari Jumat siang waktu saya mau online buat update blog. Speedynya nyala tapi bener-bener ga bisa dipake internet. Satu jam sekali aku ngecek, hasilnya nihil. Tetap ga bisa nyala.

Waktu telepon Telkom.. Katanya dia ga bisa janji dateng cepet karena libur. Mau marah juga ga bisa.. Untung tadi pagi ternyata dateng. Waktu saya tanya Mama masalah modemnya di mana, Mama lupa juga.

Hilang sudah 3 nilai blogku..

Kamis, 21 April 2011

Libur Hari Pertama..

Hal yang paling ditunggu-tunggu kalau liburan: kesempatan buat bangun siang! Yah, ga siang-siang banget sih biasanya, paling telat itu jam setengah 9. Lebih dari itu, udah digedor-gedor Dika supaya bangun. Sialnya, pagi ini disuruh bangun jam setengah 7 (which is biasanya ya kalau mau sekolah bangun jam segitu) buat siapin bekal adik-adik. Ya sudah, dengan bersungut-sungut dan mata masih merem-melek, saya bikinin mereka bekal dan sarapan. Lalu setelah mereka berangkat, saya beli mi, sosis, tauge sama daun bawang di warung buat bikin omelet.
Rencananya sih pagi ini mau beresin kamar mumpung adik-adik pada sekolah, tapi males ah. Akhirnya sekitar jam 10 saya didrop di Gramedia Gatsu buat lihat-lihat buku baru. Setelah kurang lebih 1 setengah jam saya muter-muter Gramedia, saya akhirnya berhasil memindah-tangankan uang yang ada di dompet saya ke kas Gramedia dan membawa pulang:
                     1. Garis Batas - Agustinus Wibowo: tentang perjalanan seorang travel writer ke negeri-negeri                              di Timur Tengah. Bukunya tebel, kertas dan kovernya oke. Baru mulai baca 5 halaman tapi udah ketauan kalo buku ini bagus.
                     2. The Journeys: antologi yang memuat kisah-kisah perjalanan dari para penulis yang sedang beken. Udah selesai dibaca tadi siang.
                     3. Then There Were None (Sepuluh Anak Negro) - Agatha Christie: Bukunya Agatha Christie konon kata banyak orang, yang terseram. Jadi penasaran..
                     4. Remember When - Winna Efendi: an Indonesian teen-lit. To be honest, I don't read Indonesian teen-lit anymore since grade 9, because they all seem to cheesy to me. I only read teen-lit if they are written by my favorite authors, and Winna Efendi is one of my faves. Dan buku ini juga sudah selesai dibaca tadi siang :p

Setelah selesai bayar di kasir, saya menunggu jemputan di kursi yang disediakan. Saking lamanya menunggu, saya sampai kelojotan pindah-pindah tempat duduk, dari kursi yang sudah semestinya, sampai di pojokan tempat majalah dan pojokan yang menghadap jendela besar (tempat favorit saya) sampai saya dikira anak ilang. Untung karena saya pelanggan reguler di sana, saya dibiarkan berkeliaran, kalau tidak, mungkin saya sudah diusir satpam. Akhirnya karena sudah kebosanan, saya menelpon Mama dan ternyata, Om Raka lupa menjemput saya. Jadilah saya harus menunggu lagi sampai adik-adik semua sudah dijemput dari sekolah (nganternya harus satu-satu karena pakai motor). Jadilah, saya mengembara sendirian di Gramedia selama 4 jam, dari jam 10 sampai jam 2. Tapi lumayan, dari menunggu itu, saya bisa mengintip banyak buku yang tak tersegel, membaca hingga habis 2 majalah, dan mengobrol dengan banyak karyawan dan satpam yang sudah familiar dengan saya sebelumnya. Oh, how I love bookstores!

Rabu, 20 April 2011

Atticus Finch!

Here's a quote from Atticus Finch, as written on To Kill A Mockingbird:
"Keberanian adalah saat kautahu kau akan kalah sebelum memulai, tetapi kau tetap memulai dan kau merampungkannya, apa pun yang terjadi."
It hit me when I read it. And I'd like to stick to this quote everytime I feel like giving up.

"Libur tlah tiba, libur tlah tiba, hatiku gembira!"

Mulai besok libur! Yayyy! Meski cuma 4 hari, tetep aja, aku akan menggunakan 4 hari ini dengan sebaik-baiknya.
In this 4 days I can read some books, watch some DVDs, or maybe even write a couple of stories. But first, what I really, really have to do is clean up my bookshelf! It's really messy.

Hari ini..

Hari ini hari yang paling kutunggu-tunggu! Karena tentu saja, besok libur, dan meski ada dua pelajaran yang tidak terlalu aku sukai, aku tetap merasa hari ini spesial!

Di jam pertama kita langsung dihajar ulangan Fisika, temanya alat optik. Waktu hafalin rumus, muncul sedikit keyakinan bahwa bakal ga remidi. Tapi waktu dikasitau bahwa boleh tulis rumus buat mikroskop, semua konsentrasi BUYAR, langsung ribut-ribut nulis rumus. Habis nulis, lupa semua yang sudah dihafal..

Waktu ngerjain akhirnya inget beberapa rumus, tapi tetep aja, kayaknya ada salah di beberapa bagian. Kemungkinan bakal remidi tambah tinggi.. *headdesk*

Tapi ada satu hal yang bikin seneng, nilai Matematikaku, meski ngepas banget, tetep aja ga remidi! Yay!

Setelah Fisika, dilanjut ICT. Kita mengerjakan soal yang diberikan Ms.Heny tentang macro. Jujur, cara masukkinnya udah lupa! Akhirnya inget-inget sedikit sambil ngerjain, tapi tetep aja, nilainya jadi kecil..

Di kelas Bahasa Inggris lumayan menyenangkan karena membahas tentang debat dan idiom. I love idioms! Walaupun beberapa anak ga ada di kelas karena latihan untuk olimpiade, kelasnya tetap asik.

Waktu lunch, perutku bener-bener keroncongan karena kantin bisa dibilang kosong, ga ada makanan. Jadinya harus beli nasi bungkus di Bu Slamet. Setelah itu dilanjut ICT, lalu Kimia.

Senin, 18 April 2011

To Kill A Mockingbird

Sabtu kemarin, kurang lebih 2 jam setelah saya bangun di pagi hari, saya mengambil satu buku di rak untuk mencoba membaca dengan kacamata baru saya. Kali ini saya mengambil To Kill a Mockingbird, buku yang telah lama nganggur di lemari saya tanpa sempat saya sentuh.
Dan saya menyesal mengapa telah menunda-nunda waktu untuk membaca buku ini sejak lama.

"Kau tidak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya, hingga kau menyusup ke balik kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya." 
Ini adalah kutipan buku yang menyambut saya di halaman pertama buku ini. Membacanya saja sudah membuat jantung saya berhenti berapa ketukan. Deg. Menyentil sekali..

Dikisahkan oleh seorang gadis kulit putih bernama Scout, yang tinggal di Maycomb County. Di desa ini ada dua ras yang diam-diam saling berseteru, yaitu kulit putih dan kulit hitam. Orang-orang kulit putih menganggap orang berkulit hitam hanyalah kelompok kelas bawahan, yang biasanya bekerja menjadi pesuruh di rumah-rumah. Orang kulit hitam begitu takut dan "patuh" kepada kulit putih, meski diam-diam mereka ingin berontak. Kota ini disesakkan oleh prasangka, baik kepada kedua ras, maupun kepada orang yang menurut mereka tidak sesuai norma. Contohnya Boo Ridley, seorang penyendiri dan pemalu yang tak pernah keluar rumah barang sedikitpun, hingga dikira memiliki gangguan mental. Malah ternyata di akhir cerita, dia menyelamatkan seseorang yang nyaris dibunuh.

Atticus Finch, ayah Scout yang seorang pengacara ditunjuk oleh pengadilan untuk menjadi pengacara Tom Robinson, seorang kulit hitam yang dituduh memerkosa seorang gadis kulit putih. Atticus yang berkulit putih sontak dijauhi oleh orang-orang, dicemooh, disebut sebagai "Pecinta Nigger". 

Saya tidak ingin menceritakan plot utama buku ini lebih lanjut, karena kata-kata saya hanya akan merusak esensi cerita. Yang ingin saya tuangkan hanyalah lapisan-lapisan permasalahan yang bisa diangkat dan direnungkan dari buku ini.

Mengapa manusia selalu suka mengotak-ngotak dan melabelkan sesuatu? Itu pertanyaan pertama yang lewat di pikiran saya selagi saya membaca buku ini. Kenapa orang suka sekali menyebut si A berkulit putih, berhidung bangir, bermata sipit? Atau orang Cina, orang Negro, orang Kaukasia? Padahal kita pada intinya berwujud sama, manusia. Sama-sama menghirup oksigen, harus makan, minum, buang air. Mengapa harus dibedakan sebegitu rupa? Kalau hanya ada satu jenis manusia, mengapa mereka tidak bisa rukun?

Saya menemukan jawabannya: manusia senang sekali berada di atas orang lain. Lebih sederhananya, manusia senang sekali dianggap berbeda dan merasa diistimewakan. 

Ketika saya mendengar tentang buku ini, saya bertanya-tanya mengenai arti judulnya. To Kill a Mockingbird--Membunuh burung murai. Mengapa burung murai? Padahal ada banyak sekali jenis burung di dunia.
Lalu dijelaskan di dalam buku ini: burung murai adalah burung yang sangat murah hati dan bersuara indah, suka sekali bernyanyi untuk orang-orang, tanpa pernah sekalipun merusak padi atau mengambil apapun. "Kau boleh menembak burung bluejay sebanyak yang kau mau, kalau bisa kena, tetapi ingat, membunuh Mockingbird... itu dosa." Membunuh burung murai sama saja membunuh seseorang yang tidak bersalah; dia tidak berlaku apa, malah membawa keuntungan, tapi disia-siakan.

Atticus, Boo Ridley dan Tom Robinson adalah personafikasi dari burung murai. Mereka tidak bersalah, tapi nama mereka ditutupi prasangka orang lain. Atticus dengan tulus hatimemilih untuk menolong Tom yang notabene berkulit hitam, tapi aksinya ini malah menyebabkan hidupnya terancam. Kebaikan mereka seperti tubuh yang ditutupi kesalahan dan tuduhan orang lain sebagai baju zirah. Sudah tidak terlihat lagi.

Menulis post ini membuat saya teringat dengan bahan latihan Sosiologi yang tadi saya pelajari. Seorang sosiolog bernama David Berry berpendapat bahwa keliru jika kita melihat penyimpangan semata-mata karena kegagalan kita menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang ada di masyarakat, tapi juga karena orang ini memiliki standar nilai yang berbeda dengan standar orang lain. Singkatnya, karena pilihan. Apakah kita patut menolak pilihan orang lain? Tidak. Karena satu-satunya orang yang bertanggung-jawab atas pilihan yang ia ambil iyalah, dirinya sendiri. 


Jumat, 15 April 2011

Define "Alay"

If any of you readers are not from Indonesia (but have some friends that are from Indonesia), you may wonder at least once why the heck people write things like "aq ch4yanK kmUh" or any other sentences that use many numbers with too little vowels and combined with an excessive use of ..,,, and cApItALiZaTiOn.
Here, now, I want to write a little bit about alay.

I found a really interesting article here from a blogger about the definition of 4 popular terms that are easily found in Indonesian informal language: lebay, jayus, jablay, alay. It somehow inspired me to write a similar post about  just one specific term, alay.


As quoted there, in a very sophisticated way of describing, alay is:
an adj. describes the kind language that is too informal that is disdained by even most Indonesians nowadays, usu. refers to written language;
n. a person with shabby appearance and of uneducated impression, mostly refers to male who fits the description.

In Indonesian language, alay actually stands for anak layangan (kite's child). The reason why the word "kite" is used to explain all this hazy situation remains unknown. At least to me.

Alay has two meanings. Alay is what you may become if you write something that is barely understandable with some excessive use of unnecessary characters. Youngsters usually use the first type of alay to sound cute, for example:
I miss you (English)
Aku rindu kamu (formal usage of Indonesian)
Aku kangen kamu (informal usage)
aQ k4nG3n QmuuH..!!! (alay usage)
See the difference? The alay sentence may sound cute when you pronounce it. (Only if you know how to say it right!)

The second meaning of alay is like this: if you see a boy wearing a pair of tight skinny jeans, too tight that you wonder how he could even breathe, a statement T-shirt or a rock band T-shirt, preferably with tattoo or piercings, with hair that looks emo, he could be an alay at heart (even though this is not proven all the time). If you see a music channel on TV where there are a lot of audiences with familiar face (i.e. you see them almost every day in any music show in TV) that are dancing hyperbolically, they could be alay. And there are a lot of other examples of alay.

 If you think alay is a bad thing, it's not--it's simply just a different way of expressing self. You can't say that alay is disturbing just because you don't like being alay and you don't like any example of alay, because it's how other people show the way they are. There is nothing too hazardous about being alay, it's just being different. And being different is extremely, not a bad thing.

Today, April 15th 2011

This day started with a new feeling. This is my first day of me wearing my new glasses, so it felt funny. Almost everything felt blurry before, but now my vision is getting clear. I know it sounds strange but it feels like now I see everything differently. (I know this is lebay but hence it's the truth LOL)

We had Physical Education at first. Some of us played basketball while the others played badminton. Most of the girls were just chatting because we didn't have enough racket, and the basketball yard were full of cars that we were afraid we would hit them incidentally (okay I know they are just excuses for us to not do anything LOL).

After the break, we had Religion class with Ms.Yohana. We read the Bible most of the time and wrote down some verses. We were also asked to make a list of the differences and similarities between us and people around us.

Ms.Heny came right after the Religion class was over. She handed out our report card then told us about our grades. I found my grades were rapidly decreasing and that left me disappointed and sad. I have to try harder than anybody else, or else my report card will be on fire and my parents will kill me. (It means my DVDs and books will be on seizure forever)

We had lunch and then chapel. The chapel was a little bit boring, I yawned at countless times. After chapel, the class was over, and I had almost nothing to do that I was just wandering around my school building over and over again..
Then I decided to help the Biology Club to make ethanol from banana and beet. They didn't let me do anything because they were afraid I might break something, so I just sit with them and talked. I then helped Diasti cleaning the spoons but I ended up breaking the beaker. So I ended up helping nothing and 'fulfilled' what they feared the most--that I actually would break something.

Kamis, 14 April 2011

Who am I?

Nama panjangku Sekar Wulandari. Well, memang ga sepanjang itu juga sih sebenarnya, tapi kalian bisa panggil aku Ndari. Meski umurku sudah hampir menginjak 16 tahun, aku masih sering disangka anak SMP lho! Karena awet muda atau faktor tinggiku yang ehem, kurang, itu sih aku serahkan ke kalian saja ^^;;

Saat ini aku masih duduk di kelas 1 SMA di SMA Kalam Kudus Bali. Nah, blog ini kubuat karena tugas dari Ms.Heny, guru ICT di sekolahku. Sebelumnya aku sudah memiliki blog, tapi beliau menginginkan kami untuk membuat satu blog baru yang isinya pengalaman kami di sekolah selama seharian penuh.

Hobiku mungkin terlihat tipikal: membaca, menulis, menonton film. Aku pada dasarnya suka semua jenis film dan buku, tapi aku lebih senang membaca buku bertemakan young-adult yang biasanya berkutat pada kehidupan sehari-hari, tapi dari tokoh-tokoh yang unik dan latar belakang yang multikultural. Aku suka menonton film drama yang memiliki banyak kata-kata bagus dan karakter yang tidak mudah ditebak.

Rasanya sekian dulu informasi dariku. Selain di blog ini, kalian juga bisa melihat blogku yang ini atau membaca twitku yang kadang remeh dan membosankan di sini.

So, feel free to read my daily ramblings, comment on anywhere and follow me around (in a good way)! ^^