Pages

Senin, 09 Mei 2011

Indonesia Dan Komik

Di zaman ini, komik sudah menjadi bagian dari budaya pop yang berkembang di kalangan muda. Dimulai dari masuknya komik Amerika lewat komik strip seperti Garfield dan Calvin & Hobbes yang terbit setiap hari Minggu di koran-koran, masyarakat mulai lekat dengan komik, dan ini menyebabkan komik Tintin dan Asterix & Obelix booming di masa itu.

Lalu muncullah manga Jepang yang menjangkiti anak-anak dan remaja. Kali ini pendekatannya berbeda - remaja tertarik dengan manga Jepang karena tokoh-tokoh berwajah imut yang ditawarkan, dan cerita sehari-hari yang ringan dan mudah dipahami. Belum lagi komik-komik yang diangkat menjadi serial televisi, seperti Doraemon, Conan, sampai Sailor Moon. Penonton kartun-kartun di atas biasanya tertarik untuk mengoleksi komiknya yang sudah terbit karena tidak mau ketinggalan ceritanya.

Namun tidak seiring dengan bertambahnya jumlah pembaca komik di Indonesia, jumlah penulis komik asli Indonesia malah jalan di tempat, cenderung stagnan. Tak banyak kelihatan komik asli Indonesia beredar di media massa atau toko buku. Mungkin memang beredar, tapi tidak sampai di telinga saya. Tapi bukankah itu berarti mereka tidak banyak diangkat, sampai orang awam tidak tahu?

Kalau jalan-jalan ke toko buku, biasanya komik Indonesia yang saya lihat cuma Benny & Mice (dan memang komik-komik mereka masuk jajaran best-seller). Ada juga komik yang ditulis Trinity, penulis jurnal perjalanan  The Naked Traveler.  Atau buku komedi Raditya Dika yang dibuat menjadi komik. Ada juga komik-komik terbitan MnC yang katanya buatan orang Indonesia, tapi tidak pernah kedengaran gaungnya. Sudah, itu saja.
Waktu jaman saya masih SD, saya pernah berlangganan satu majalah, Bog-bog namanya. Itu majalah asli dari bali, isinya komik-komik singkat tentang budaya Bali, ditulisnya dalam bahasa Inggris. Lucu-lucu semua. Dulu majalah ini beken sekali sampai di restoran dan hotel pasti ada. Di Gramedia juga pasti ada. Sekarang? Saya hampir ga pernah liat, tuh.

Saya beberapa bulan belakangan ini tahu kalau di majalah Hai ada komik stripnya dari teman saya, Kak Rauf. Dia penulis di salah satu komik yang diselipkan di majalah ini, judulnya Rokki. Dari sinilah saya mulai mengikuti komik Rokki dan mengetahui perkembangan komik di Indonesia. Awalnya saya skeptis - tapi ternyata komiknya bagus (no, I'm not sugar-coating it, komiknya bener-bener bagus) dan saya tidak menyangka masih ada komik-komik Indonesia lainnya yang belum banyak dikenal.

Ini saatnya industri komik bangkit. This is the time to take Indonesian comics to a higher level. Kalau ada di antara kalian yang ingin membaca komik Indonesia atau penasaran, kayak gimana sih komik yang dibikin orang Indonesia, silahkan kunjungi website Makko dan Rokki Comic. And spread the word!

0 comments:

Posting Komentar